B2B dan B2C Adalah? Ini Penjelasannya
Store.satupiston.com
– Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan membahas
mengenai B2B dan B2C.
Dalam dunia
bisnis, kerap ada istilah-istilah yang mungkin sukar untuk kita pahami. Salah
satunya adalah istilah B2B dan B2C.
Ya, terlebih
bila istilah yang hendak dipelajari adalah istilah dari luar negeri dan
tentunya punya frasa yang sedikit berbeda.
Lalu, apa
sih yang dimaksud dengan B2B dan B2C?
Pengertian B2B
B2B
merupakan singkatan dari Business to Business, artinya adalah penjualan barang
pada pembisnis lain. Misalnya pabrik baju yang menjual atau mendistribusikan
bajunya ke gerai-gerai penjual baju.
Kenapa singkatannya
bukan BTB dan malah B2B? alasannya adalah angka 2 dalam bahasa Inggris akan
terdengar seperti to (2 dalam bahasa Inggris adalah two).
Pada intinya,
B2B ini menjual produk bukan pada pengguna akhir, namun pada pembisnis atau
sektor industri lain.
Sebut saja
selain contoh di atas, ada pula industri pembuatan lempeng baja yang menjual
produknya ke perusahaan pembuatan pesawat dan lain sebagainya.
Pengertian B2C
B2C
berkebalikan dengan B2B, B2C artinya adalah Business to Customer. Maksudnya adalah
menjual produk langsung ke pengguna akhir. Contoh kongkritnya adalah pengusaha
rumah makan yang menjual produk makanannya langsung ke pembeli dan tanpa adanya
jalur distribusi ke perusahaan atau industri lain.
Kenapa
Penting Untuk Mengetahui B2B dan B2C?
Kenapa kita
harus bisa membedakan mana B2B dan mana B2C? salah satu alasannya adalah agar
kita bisa menyesuaikan model atau metode dalam produksi, pemasaran, hingga
penjualan yang hendak kita terapkan.
Dari segi
pemasaran, B2B biasanya melakukan strategi pemasaran yang cenderung kalem dan
lebih spesifik.
Sedangkan B2C
cenderung lebih terbuka (terlihat) dan terkadang melakukan pemasaran tidak
secara spesifik.
Selain itu,
akan ada penetapan harga yang berbeda antara B2B dan B2C. Misalkan saja, B2B
biasanya akan menetapkan harga yang relatif lebih mahal jika yang membelinya
adalah pihak pengguna akhir (contohnya adalah silahkan beli mi instan langsung
di pabriknya dan beli mi instan di warung-warung, harganya akan lebih mahal
jika dibeli di pabriknya).
B2B punya “etos
kerja” yang sering dipegang teguh guna tidak menghancurkan ekosistem bisnis.,
salah satunya adalah penetapan perbedaan harga antara pembeli tingkat akhir dan
pembeli dari industri.
Jika B2B
menerapkan harga yang sama antara konsumen tingkat akhir dan pihak industri
lain (misal reseller dan lain sebagainya), maka kemungkinan reseller akan tidak
laku.
Hal tersebut
berbeda dengan B2C, dimana harganya relatif sama. Adapun jika ingin dapat harga
lebih murah dari B2C, biasanya kita harus membeli dalam jumlah banyak, menunggu
diskon, dan lain sebagainya.
Kesimpulan
B2B adalah
business to business atau penjualan ke pihak industri lain, sedangkan B2C
adalah business to customers atau penjualan pada konsumen langsung.
Artikel ini
kami cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.