Cara Mengerjakan Tes Koran, Perhatikan Ini Biar Lolos !!!
Store.satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan membahas mengenai cara mengerjakan tes koran, di mana tes koran adalah salah satu psikotes yang paling lumrah dijumpai ketika kita hendak ikuti tes masuk kerja di perusahaan.
Tes koran sendiri dibagi dalam 2 jenis yakni Karepelin dan
juga Pauli, keduanya memiliki perbedaan yakni di jenis kertas yang digunakan,
durasi pengerjaan, serta alur pengerjaan.
Namun dalam artikel ini, kami tidak akan membahas mengenai
perbedaan keduanya. Kita hanya akan fokus membahas mengenai cara mengerjakan
tes koran.
Yang perlu diingat, pastikan kita mendengar apa yang
diintruksikan oleh pengawas tes. Jadi kunci pertama kita lolos tes adalah kita
harus mendengarkan perintah pengawas tes dan juga memahami apa yang
diperintahkan.
Dari pengalaman kami, banyak peserta yang gagal ikut tes
adalah karena tidak memahami apa yang pengawas katakan atau sengaja melanggar
apa yang pengawas tes perintahkan.
Misalnya saja, harus berhenti, harus pindah, atau jangan
menghapus tulisan. Percayalah, jika kita curang, itu mempermudah kita untuk
gagal dalam mengikuti tes.
Cara Mengerjakan Tes Koran
Sekali lagi, siapkan kondisi fisik yang baik dan jangan
gugup, sebab kita harus fokus mendengarkan dan juga mengerjakan soal tes koran.
Tes koran sendiri adalah tes hitungan, jadi kita hanya
disuruh menjumlahkan banyak angka, tapi penjumlahannya hanya dua angka saja,
misal 1 + 3, 1+4, dan seterusnya.
Nah, berikut kami beritahu cara mengerjakan tes koran:
1. Siapkan Alat Tulis
Pada tiap perusahaan, mungkin punya kebijakan yang berbeda. Misal
jika perusahaannya mau memfasilitasi, maka kita tinggal datang saja ke tempat
tes.
Tapi tak jarang juga perusahaan yang menyuruh membawa alat
tulis seperti pulpen, papan dada, atau pensil HB.
Dari pengalaman kami, ketika mengerjakan tes koran, kami
disuruh menggunakan pensil HB dan bukan pensil 2B.
Namun jenis pensil yang digunakan akan berbeda di tiap
perusahaan. Sekali lagi, kita harus mendengar apa yang penguji atau pengawas
tes perintahkan.
2. Hitung Angka Sebanyak-Banyaknya dan Sebenar-Benarnya
Poin utama dari tes koran adalah menghitung banyak angka dalam
tekanan. Ingat, jangan menghitung sebelum pengawas ujian menyuruh dan kita
harus pindahkan kolom hitungan sesegera mungkin jika pengawas memerintahkan
itu, serta jika disuruh berhenti, maka kita harus segera berhenti.
Terdapat 2 metode dalam menghitung angka di tes koran, yakni
menghitung dari atas ke bawah dan menghitung dari bawah ke atas. Sekali lagi,
tipe metode hitungan ini akan bergantung dengan perintah dari pengawas.
Oh iya, hasil hitungan ditulis di mana? Tepat di samping tengah angka yang tengah kita hitung. Dan jika ada hitungan yang lebih dari jumlah 9, maka biasanya hanya ditulis bagian belakangnya saja, misal 10 jadi 0, 11 jadi 1, dan seterusnya.
Contoh cara mengerjakan tes koran |
Jika ada perhitungan yang salah bagaimana? Biasanya kita
tidak boleh menghapus tulisan yang sudah kita tulis meski salah. Kita harya
boleh mencoret, dan tulis hasil hitungan yang baru disebelahnya.
3. Pastikan Kebersihan dan Kerapihan
Selain tepat dan benar, kita juga harus mengerjakan soal
dengan serapih dan sebersih mungkin. Jadi jika nantinya kertas soal kotor,
lecek, dan lain sebagainya, kita bisa dianulir meski pengerjaan hitungan kita
bagus dan baik.
ini biasanya terlupa oleh para peserta,. Di mana dalam
mengerjakan biasanya hanya fokus ke soal dan lupa akan kerapihan dan
kebersihan.
Di sini, pas awal pengerjaan kita diberi waktu cukup lama,
namun ketika kita disuruh untuk pindah, maka waktu akan semakin cepat atau
pendek.
Dan karena semakin cepat, tak jarang hitungan menjadi salah
atau tulisan menjadi acak-acakan.
Yang Dilihat dari Tes Koran
Para pengawas ujian nantinya akan melihat beberapa hal dalam
tes koran, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Ketepatan menghitung
- Kerapihan pengerjaan
- Banyaknya yang dihitung
- Kepatuhan akan perintah pengawas ujian
Selain itu, pastikan banyaknya yang dihitung saat tes koran
stabil atau jika bisa naik. Ini berhubungan dengan mental ketika bekerja dalam
tekanan di mana jika grafik perhitungan stabil di tiap waktu kondisi, maka itu
lebih baik ketimbang perhitungan bagus di awal namun kemudian perlahan turun
jumlah perhitungannya, terlebih jika grafiknya curam.
Artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga
bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.